SDPPI dan Jimly School Selesai Latih 27 Pegawai Jadi Negosiator Internasional

Kabag Umum dan Kepegawaian, Ditjen SDPPI, Hasyim Fiater ketika menutup In House Training on International Contract Negotiation and Drafting yang diselenggarakan Ditjen SDPPI bersama Jimly School of Law and Government di Karawaci, Tangerang, Banten, Kamis (6/9/2018).

Karawaci (SDPPI) - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kemkominfo bersama Jimly School of Law and Government pada Kamis menutup In House Training on International Contract Negotiation and Drafting, pelatihan yang diselenggarakan untuk melatih pegawai Ditjen SDPPI menjadi negosiator handal dalam menangani kontrak-kontrak dan kerja sama internasional.

Anggota Dewan Pembina Jimly School of Law and Government Muzayyin M. Arif mengatakan bahwa seluruh kegiatan pelatihan itu berjalan dengan lancar tanpa halangan meskipun ada beberapa narasumber yang berhalangan hadir.

“Memahami teknik berpidato dan para peserta langsung menyampaikan pidato dan hasilnya saya kagum ternyata bahasa Inggrisnya bagus-bagus. Kemudian barusan ada praktik table manner,” kata Muzayyin pada acara penutupan pelatihan tiga hari yang digelar di Karawaci, Tangerang, Banten, ini.

“Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pimpinan di lingkungan Ditjen SDPPI yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelenggrakan kegiatan ini,” katanya.

Muzayyin menambahkan bahwa para peserta yang mengikuti diklat ini sudah layak menjadi negosiator di tingkat internasional, kalau diminta menjadi anggota Delegasi RI di forum-forum internasional sudah sangat layak.

Kasubbag Kerja Sama, Bagian Hukum dan Kerja Sama, Setditjen SDPPI, Joanes Palti Saragih, yang mewakili peserta menyampaikan kesan dan pesan, mengatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur pelatihan ini terlaksana dengan baik meskipun sempat tertunda akibat kendala teknis.

“Memang ada beberapa masukan mungkin bahwa jika dari segi simulasi waktunya kurang karena kita tidak bisa keluar dari satu diklat ini langsung menjadi dafter yang baik dan kita perlu terjun langsung. Ketika diklat lebih banyak waktu simulasinya mungkin hasilnya juga akan lebih baik,” katanya memberikan masukan.

Tapi, bagaimanapun ia berharap dengan pelatihan ini para pegawai Ditjen SDPPI nantinya semakin mahir sebagai negosiator kontrak-kontrak dan kerja sama internasional. Joanes mengharapkan pelatihan seperti ini bisa diselenggarakan dua kali setahun, dan ada tingkatannya hingga advance. “Peserta tampak enjoy, artinya bahwa responsnya cukup baik, kemudian juga materi yang disampaikan juga cocok dengan pekerjaan sehari-hari.”

Kelapa Bagian Umum dan Kepegawaian, Ditjen SDPPI, Hasyim Fiater menyampaikan terima kasih kepada peserta yang selama tiga hari mengikuti pelatihan ini. Tentunya ini menambah kompetensi pegawai Ditjen SDPPI dalam bernegosiasi berkaitan dengan kontrak-kontrak internasional.

“Jadi hari ini kita mendapatkan 27 teman-teman kita yang bisa mengimplementasikan di kantor kita nanti. Mudah-mudahan

Mudah mudahan ke depan kita akan mencoba melanjutkan lagi dan pada tahun 2019 nanti mungkin ditingkatkan lagi. “Berkaitan dengan jumlah waktu diklat, tentunya kita tidak terlepas dari kegiatan di kantor kita karena kesibukan di kantor kita cukup menyita waktu.”

Hasyim mengharapkan masukan dari para peserta demi perbaikan pelatihan serupa ke depan, terlebih nanti pemerintah akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia. “Pesan pimpinan apa yang telah didapat dari diklat ini kiranya dapat diimplementasikan kepada unit kerja masing-masing,” kata Hasyim berpesan.

Hasyim Fiater juga menyampaikan terima kasih kepada Jimly School of Law and Government atas kerjasamanya, sebelum kemudian ia menutup secara resmi pelatihan yang berlangsung 4 hingga 6 September 2018 ini.

(Sumber/foto: Iwan)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`