Batam (SDPPI) – Pertemuan Bilateral Border Communication on Coordination Meeting (BCCM) ke-19 antara Indonesia dan Singapura diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dalam pemanfaatan spektrum frekuensi radio di perbatasan kedua negara.
“Pertemuan ini sebagai platform bagi kedua negara untuk membahas dan menemukan solusi masalah frekuensi yang terjadi di perbatasan,” kata Direktur Penataan Sumber Daya Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kemkominfo Denny Setiawan, Rabu (28/9/2019), di Hotel Nagoya Hill, Batam.
Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan dan wakil pimpinan Kasubdit Harmonisasi Spektrum Frekuensi Radio Arifah. Turut hadir pula Kepala Balai Monitoring Kelas I Batam Heriyanto beserta jajarannya selaku tuan rumah.
Sedangkan Delegasi Singapura dipimpin Mrs Toh Bee Eng, Senior Deputy Director Infocomm Resources & Technology – Infocomm Media Development Authority (IMDA).
Pada kegiatan BCCM-19 ini, dibahas berbagai isu teknis yang muncul di perbatasan Indonesia dan Singapura, di antaranya isu mobile signal spillage, koordinasi pita frekuensi 2,1GHz dan 2,3GHz serta penggunaan frekuensi 5GHz. “Koordinasi penggunaan 2,5 GHz Band antara Mobile/Wireless dan BSS Satellite Service Broadcast, saya yakin kita bisa menemukan solusi hebat bagi kedua negara dalam masalah ini,” kata Denny.
Ia berharap kedua belah pihak dapat memelihara dan memperkuat hubungan bilateral, sehingga terus menuai manfaat dari saling pengertian di bidang frekuensi spektrum.
Sementara itu, Kasubdit Harmonisasi Spektrum Frekuensi Radio Arifah mengatakan partisipasi aktif dan dinamis dari seluruh peserta menjadi kunci keberhasilan pertemuan ini. “Saya percaya semangat persahabatan dan saling pengertian akan semakin mendukung niat baik kita mengaktualisasikan kerja sama menjadi tindakan yang akan menguntungkan kedua belah pihak,” ujarnya.
(Sumber/foto : Ika Dyah, Dit. Penataan/Balmon Batam)
