Jakarta (SDPPI) – Internet telah membuat banyak orang kecanduan. Ketika orang terbiasa menggunakan internet dengan speed tinggi, mendadak berubah lambat, maka ia akan merasa aneh dan menuntut kecepatan yang lebih lagi.
Demikian perumpamaan tentang kebutuhan infrastruktur teknologi informatika yang disampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail. “Kita di-drive oleh aplikasi dan lifestyle. Ketika kita sudah biasa membuka dan menonton youtube, program-program dan sebagainya, maka infrastruktur yang diminta semakin banyak,” katanya dalam workshop bertema Improve ICT Infrastructure & Al and Big Data Enable National Digital Economy Strategy, Kamis (12/9/2019), di Gedung Menara Merdeka Lantai 10 & 11.
Dirjen SDPPI berharap Kemkominfo dapat men-drive aplikasi apapun yang berbisnis di Indonesia. Kemkominfo bisa memiliki hak akses terhadap data agregat atau hasil dari data pengolahan, di luar yang bersifat rahasia atau individual.
Peran SDPPI, lanjut Dirjen dalam workshop hasil kerjasama Ditjen SDPPI dan PT Huawei Tech Investment ini, sangat krusial dari konteks infrastruktur yang dibangun dengan cerdas dengan mempertimbangkan pasar.
Terkait tema workshop tentang isu infrastruktur dan digital ekonomi, Ismail mengaku memilih kedua isu tersebut karena Indonesia berperan besar. “Infrastruktur apa yang diharapkan, sehingga digital ekonomi bisa booming dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar,” kata Ismail.
Pihaknya ingin broadband merata, baik 4G maupun 5G, di semua wilayah Indonesia. Melalui kegiatan ini, diharapkan Ditjen SDPPI bisa menjadi frontleader dalam transformasi digital. “Kita akan ubah pola kerja menjadi organisasi pemerintah yang bertransformasi digital dalam semua aspeknya,” tutup Ismail, yang dalam kesempatan ini didampingi Sesditjen SDPPI R Susanto, Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan, Direktur Operasi Sumber Daya Dwi Handoko, dan Kepala Balai BPPT Moch Rus’an.
Kegiatan workshop ini diikuti oleh sekira 50 pegawai di lingkungan Ditjen SDPPI.
Sumber/foto : Fandi R/Yohana (Setditjen)
