Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Pada Peringatan Hari Bhakti Postel Ke-67 Tahun 2012 Bandung, 27 September 2012

Sumber Ilustrasi : http://roteonline.us/wp-content/uploads/2012/02/tifatul-sembiring.jpg

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'allaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Yth. Sdr. Gubernur Provinsi Jawa Barat.

Yth. Para Pejabat Eselon I dan II Kementerian kominfo.

Yth. Para Pimpinan Mitra Kerja Kementerian Kominfo, khususnya Para

Pimpinan Penyelenggara Pos dan juga Telekomunikasi.

Yth. Bpk Ibu Para Sesepuh Purnawirawan Pejabat dan Karyawan PTT.

Dan para peserta upacara yang kami hormati.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya, sehingga memungkinkan kita semua pada hari yang berbahagia ini dapat berkumpul bersama dalam puncak acara peringatan Hari Bhakti Postel ke-67 tahun 2012 di Bandung ini dalam keadaan sehat wal'afiat.

Hadirin sekalian yang kami hormati.

Tanpa terasa, sudah untuk yang ketiga kalinya kami dapat hadir dalam puncak acara peringatan Hari Bhakti Postel. Sebagaimana pada acara-acara serupa terdahulu, kami selalu mengingatkan agar Hari Bhakti Postel ini jangan semata-mata dimaknai dari sisi seremoni dan nostalgia saja. Lebih dari itu, Hari Bhakti Postel sesungguhnya menyadarkan pada diri kita, bahwa sesungguhnya peringatan yang bersejarah tersebut justru menuntut kita sebagai penerus perjuangan para pendiri dan pejuang AMPTT untuk justru mengemban amanat perjuangan

dengan upaya kerja keras yang jujur kita akui bersama masih banyak yang belum terimplementasikan dengan optimal.

Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, kami mengingatkan kembali kepada seluruh keluarga besar yang berada di jajaran regulator dan juga operator pos dan telekomunikasi untuk tetap komited terhadap perjuangan para pendahulu kita. Usia 67 tahun bukan lah usia yang muda, karena sama dengan usia perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia. Persoalan yang harus segera dijawab adalah apakah kita sudah sepenuhnya memenuhi harapan para pendiri Postel, dan bahkan mungkin lebih dari itu di tengah-tengah gebyar dan canggihnya percepatan perkembangan teknologi informasi ini ternyata kita masih sering galau menghadapi dinamika global.

Jujur diakui, kita wajib bersyukur kepada Allah SWT, bahwasanya sudah demikian banyak kemajuan yang telah dicapai oleh para insan pos dan telekomunikasi. Sudah demikian berkembangnya layanan pos baik yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia maupun para penyelenggara pos swasta yang tergabung dalam ASPERINDO. Menyadari akan datangnya tantangan dan persaingan dari kemajuan teknologi informasi, para penyelenggara jasa pelayanan pos dipaksa oleh kondisi untuk kerja keras minimal agar tetap survive dan lebih dari itu untuk menjangkau target pasar yang sesungguhnya masih sangat berlimpah yang sebagian di antaranya tidak sepenuhnya bisa dijangkau oleh layanan telekomunikasi.

Hadirin sekalian yang kami hormati.

Demikian pula di bidang layanan telekomunikasi. Kita mungkin sekitar dua puluh tahun lalu tidak membayangkan, bahwa pada suatu saat nanti (saat ini maksudnya) kehidupan masyarakat sangat tergantung di antaranya dari keberadaan teknologi informasi, khususnya telekomunikasi. Karena kemajuan bidang telekomunikasi ini pulalah, seakan-akan tidak ada lagi sekat-sekat batas negara, karena semua komunikasi dapat saling terkoneksi secara real time dan dengan kualitas yang bagus. Lebih dari itu, berbagai peristiwa internasional yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat diketahui atau bahkan berpotensi saling berinteraksi bukan lagi dalam hitungan hari, tetapi sudah hitungan menit dan kadang detik.

Syukur Alhamdulillah, kecanggihan layanan telekomunikasi tersebut dapat kita nikmati bersama juga di Indonesia. Kesemuanya itu tentu saja tidak terlepas dari kerja-keras, dedikasi, inovasi dan kreativitas para penyelenggara telekomunikasi di Indonesia. Tanpa komitmen dari para penyelenggara telekomunikasi dan seluruh mitra terkait, kita mungkin hanya menjadi penonton kecanggihan teknologi informasi tersebut. Tetapi rupanya, semangat Hari Bhakti Postel yang setiap tahun diperiongati telah menginspirasi para insan telekomunikasi untuk meneruskan cita-cita para pendahulu AMPTT.

Lebih dari itu, kini kita telah menyaksikan adanya sejumlah keberhasilan lain di bidang telekomunikasi, mulai dari Palapa Ring, telepon dan internet pedesaan, pembangunan sub marine cable, inovasi dan kreativitas fabrikasi perangkat telekomunikasi, hingga peningkatan signifikan jumlah pengguna layanan telekomunikasi. Dengan kata lain, ' kini Indonesia telah tercatat sebagai salah satu negara yang

diperhitungkan di forum telekomunikasi internasional, sehingga makin banyak pihak asing tertarik berinvestasi di Indonesia.

Para sesepuh, purnawirawan AMPTT dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Akan tetapi, sampai hanya sedemikian saja itukah kepuasan kita? Yang jelas, masih banyak tugas, tanggung-jawab dan pekerjaan rumah yang besar yang masih harus kita terus menerus lakukan. Selama ini masih banyak keluhan tentang keterbatasan layanan pos dan telekomunikasi di daerah-daerah yang sangat terpencil. Bahkan di beberapa film nasional digambarkan dengan ulah beberapa orang desa yang untuk mendapatkan sinyal telepon saja masih harus memanjat pohon yang tinggi. Kondisi seperti itu tidak boleh terlalu sering terjadi. Itu adalah tantangan pertama.

Yang kedua, adalah masalah tingkat kandungan lokal. Maraknya kehadiran investor asing dan berikut barang-barang import peralatan telekomunikasi asing adalah sesuatu yang cukup positif, berarti market di Indonesia dinilai prospektif. Hanya saja, kami sangat prihatin dengan masih terbatasnya kemampuan industri perangkat telekomunikasi kita untuk bersaing secara nasional dan apalagi internasional. Tentunya kita tidak ingin hanya menjadi pengguna atau konsumen produk asing tersebut. Kita pun harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk itu, kami mengingatkan para penyelenggara telekomunikasi untuk lebih care dalam persoalan ini.

Dan yang ketiga, adalah masalah tanggung-jawab moral. Belum lama ini muncul isu internasional tentang beredarnya film Innocence of Muslims di Youtube. Kami mengecam keras peredaran film yang sangat mencederai Ummat Islam sedunia dan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pemblokiran. Munculnya film tersebut dan berbagai konten negatif lain di ranah internet mendorong kami untuk mengajak saudara-saudara di kalangan penyelenggara telekomunikasi untuk terus-menerus turut melakukan upaya pemblokiran konten apapun yang jelas-jelas dilarang di UU ITE. Selain itu, kami juga mengajak untuk tetap intensif melakukan edukasi kepada publik. Ajakan ini sangat serius, karena kini hampir setiap hari kami melalui SMS, BBM maupun Twitter selalu menerima pengaduan dari berbagai kalangan tentang konten-konten terselubung negatif yang masih marak.

Hadirin sekalian yang kami hormati.


Perkenankan kami mengakhiri sambutan ini dengan suatu harapan agar Hari Bhakti Postel ini tetap dimaknai secara strategis, komprehensif, futuristik dan sekaligus historis. Kepada para sesepuh dan purnawirawan AMPTT, kami memberikan jaminan, bahwa meskipun Ditjen Postel sudah terstrukturisasi, tetapi Hari Bhakti Postel tetap kami perintahkan untuk rutin diperingati setiap tahun. Bangsa yang bersar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.


Sedangkan kepada para pejabat di jajaran komunitas pos dan telekomunikasi yang baru saja memperoleh penghargaan atas dedikasi dan prestasinya selama ini baik dari Bapak Presiden maupun dari Menteri Kominfo, kami mengucapkan selamat dan sukses. Semoga hal itu dapat menjadi teladan bagi yang Iain-Iain. Semoga Allah selalu memberikan rakhmat dan barokahnya bagi kita semua

Dirgahayu Pos dan Telekomunikasi. Sekian dan terima-kasih.

Wassalamu'allaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Menteri Komunikasi dan Informatika,

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`