Siaran Pers No. 58/PIH/KOMINFO/7/2012
Seminar dan Kompetisi Jawara Cyber Indonesia 2012

Sumber Ilustrasi : www.financialtechnologyafrica.com/news_caption/finTech_cyber-attack.jpg

(Jakarta, 16 Juli 2012). Dalam dua tahun terakhir eskalasi serangan dan ancaman keamanan internet semakin meningkat dan beragam jenisnya, bahkan yang semula bersifat cross border (dilakukan dari luar negeri), kini telah mengarah dan beralih di Indonesia. Tentunya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia harus diimbangi dengan kesiapan infrastruktur strategis untuk meminimalisir dampak negatif. Antara lain kesiapan di sektor peraturan (policy/regulation), kesiapan lembaga (institution) dan kesiapan sumber daya manusia (people), khususnya di bidang pengamanan. Sehingga diharapkan teknologi informasi dapat mendukung peningkatan produktifitas masyarakat di semua sektor secara tepat guna dan aman agar bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik lagi.

Sejalan dengan salah satu tugas pokok ID-SIRTII / CC (Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure / Coordination Center) dalam penyelenggaraan kegiatan sosialisasi dan peningkatan kesadaran kepada masyarakat Indonesia, menyediakan monitoring serangan internet dan pengamanan infrastruktur telekomunikasi berbasis protokol internet. Maka dengan demikian perlu diadakan sebuah kegiatan yang mendukung dan terbentuknya kesadaran masyarakat akan tantangan keamanan internet di Indonesia. Lebih dari itu perlu juga dilakukan sharing best practice bersama stake holder termasuk di dalamnya adalah instansi pemerintah, perbankan, operator, akademisi dan komunitas keamanan informasi. Untuk itulah ID-SIRTII memandang perlu untuk mengadakan kegiatan yang diberi nama "Seminar Kesiapan Menghadapi Tantangan Keamanan Internet". Tujuan utama dari seminar ini adalah melihat sampai mana kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan keamanan internet. Terdapat 2 sesi pada seminar ini yaitu: Keamanan Infrastruktur Kritis (Secure Critical Infrastucture) dan Tantangan Cyber Warfare.

Mengenai keamanan infrastruktur kritis, maka infrastruktur kritis adalah istilah kolektif untuk semua infrastuktur yang keberadaannya memegang peran sangat penting dalam berbagai aktifitas kritis seperti halnya perbankan, telekomunikasi, perhubungan, transportasi, energi dsb. Kondisi infrastruktur ini semakin kritis ketika business process-nya mengandalkan perangkat keras dan sistem perangkat lunak yang melibatkan pengoperasian Internet. Semua jenis jalur transmisi fisik seperti kabel, serat optik dan microwave link, juga peralatan routing, layanan perangkat lunak yang menyertainya termasuk Domain Name System (DNS), Email, website hosting, otentikasi dan otorisasi, sistem penyimpanan, dan database server dianggap menjadi bagian komponen internet yang kritis dan rawan terhadap berbagai serangan. Hal-hal yang penting untuk diterapkan pada setiap infrastruktur kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi potensi ancaman-ancaman keamanan (threat profiling) dan potensi-potensi kelemahan infrastruktur (infrastructure weaknesses profiling) agar dapat menekan resiko timbulnya ancaman dan gangguan yang dapat terjadi. Kemudian, kemampun untuk semaksimal mungkin mengurangi potensi resiko yang terjadi dan menetapkan waktu pemulihannya bilamana terjadi sebuah gangguan (incident handling, risk management and disaster recovery). Semakin banyaknya aplikasi berbasis jaringan internet di berbagai instansi yang dianggap kritis dan rentan terhadap serangan kejahatan dunia maya harus disikapi dengan serius, tidak saja dari sisi teknologinya namun juga kesiapan sumberdaya manusianya.

Sedangkan mengeni Cyberwarfare merupakan fenomena yang dihasilkan melalui pemanfaatan atas kemajuan pada bidang teknologi informasi. Kemajuan tersebut telah mengubah cara dan metode dalam berperang masa kini dengan menggunakan teknologi informasi sebagai media. Mengingat tantangan yang dihadapi maka kesiapan terhadap ancaman cyberwarfare menjadi tidak terelakan. Dalam konteks ketahanan nasional Indonesia, ketahanan nasional suatu negara tidak hanya dinilai daripada canggihnya sistem pertahanan dan keamanan yang dimiliki negara tersebut. Sistem pertahanan dan kemanan yang mutakhir mutlak adanya, namun terdapat elemen-elemen ketahanan lainnya yang tidak dapat dikesampingkan, yaitu elemen-elemen yang bersifat nir-militer.

Bersamaan dengan seminar tersebut, akan diadakan Kompetisi Cyber Jawara Indonesia dimana merupakan ajang seleksi nasional untuk menyiapkan tim terbaik dalam mengikuti Global Cyberlympics Tingkat Asia Pasifik dan Tingkat Dunia dimana dalam kompetisi ini terdapat 4 tahapan yang harus dilalui peserta yaitu Computer Network Defence, Capture The Flag, Penetration Testing dan Forensic.. Seminar akan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 bertempat di Auditorium BPPT Jakarta dimana rencananya akan dibuka oleh Menteri Kominfo Tifatul Sembiring. Sedangkan kompetisi dilaksanakan pada tanggal 16-17 Juli 2012 di tempat yang sama. Informasi lebih lanjut : http://jawara.idsirtii.or.id .

Para pembicara pada sesi pertama adalah: Dr. Ir. Aswin Sasongko, M.Sc. (Dirjen Aptika, Kominfo), Dr. Jos Luhukay (Ketua Bidang Teknologi, Perbanas) , Ririek Adriansyah (DirekturCompliance &Risk Management, PT. Telkom) dan Teknologi Update oleh Huawei. Sedangkan sesi kedua adalah: Iwan Kustiawan (Wakil Rektor UNHAN), Kombespol Tommy Winston Watuliu (Kasat Cyber Crime, Bareskrim Polri) dan Dr. Ir. Hamman Riza (Direktur Pusat TIK, BPPT).

-----

Kepala Pusat informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Gatot S. Dewa Broto; HP: 0811898504; Email: gatot_b@postel.go.id ; Tel/Fax: 021.3504024).

Sumber ilustrasi: www.financialtechnologyafrica.com/news_caption/finTech_cyber-attack.jpg

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`