Surabaya (SDPPI) - Direktur Operasi Sumber Daya Ditjen SDPPI, Kemkominfo, Rachmat Widayana, pada Senin (24/7) membuka acara Evaluasi Pelaporan Validasi Data Lapangan UPT (Unit Pelaksana Teknis Balmon/Loka/Pos) di Surabaya, Jawa Timur. Sasaran acara ini adalah meningkatnya efektifitas kegiatan validasi oleh UPT yang diukur berdasarkan seberapa banyak hasil validasi yang dapat dinyatakan valid ke SIMS (Sistem Informasi Manajemen SDPPI).
UPT sebagai ujung tombak Ditjen SDPPI di daerah mempunyai tugas khusus untuk melakukan inspeksi lapangan terhadap data SIMS dan data lapangan. “Validasi data lapangan yang dilaksanakan oleh UPT adalah komponen yang sangat penting dalam mendukung peningkatan pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dan mendukung program Big Data Ditjen SDPPI,” tutur Rachmat ketika membuka acara Evaluasi Pelaporan Validasi Data Lapangan UPT.
Agenda yang dibahas adalah teknik inspeksi microwave link pada BTS Selular yang disampaikan oleh Kepala Seksi Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Untung Widodo Agustiono, dan Teknik Sampling Validasi Data serta Penyeragaman Form Validasi data/Berita Acara Validasi oleh Analis Pengelolaan Data Sumber Daya Bangsawan.
Untung Widodo Agustiono menyampaikan peran inspeksi lapangan dalam proses validasi data ada tiga yaitu pertama, Inspeksi merupakan bagian dari proses validasi, Inspeksi dilaksanakan oleh UPT, sedangkan Validasi dilaksanakan oleh Direktorat Operasi Sumber Daya dan pemegang izin. Kedua, Inspeksi dilakukan sebagai pembuktian atas adanya dugaan ketidaksesuaian antara data SIMS dengan data lapangan. Ketiga, Inspeksi bukan penertiban, tetapi lebih pada pemeliharaan database sehingga dalam perencanaannya perlu melibatkan pemegang izin.
Narasumber lainnya Bangsawan menyampaikan bahwa dalam inspeksi lapangan, teknik sampling dapat digunakan untuk mempermudah mengelola target inspeksi agar lebih efektif dan efisien. Sebelum menentukan berapa besar ukuran sampel yang harus diambil dari populasi tertentu, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu: Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity), Tingkat Presisi (level of precisions) yang digunakan dan Rancangan Analisis. “Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, maka sebaiknya menggunakan Rumus Slovin” ujar Bangsawan.
Sesi akhir acara ini diisi dengan diskusi dan tanya jawab antara peserta dan narasumber.
(Sumber/foto : Bangsawan/Lasni)