Menelisik Penyelenggaraan Jaringan Satelite

Dinamika sistem komunikasi satelit

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai penyelenggaraan telekomunikasi yang berbasis teknologi satelit, telah dilaksanakan pembahasan dan kegiatan dalam bentuk bimbingan teknis (bimtek) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kegiatan bimtek yang diadakan di Kota Anging Mammiri ini diikuti oleh pejabat dan staf Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Makassar (Balmon Makassar), staf dan pejabat Direktorat Telekomunikasi Ditjen PPI, dan penyelenggara satelit PT Pasifik Satelit Nusantara (PT. PSN).

C:UsersPC USERDownloads20180804_195650.jpg

C:UsersPC USERDownloads20180803_095557 (3).jpg

Pada kegiatan tersebut, didatangkan 2 (dua) orang nara sumber dari PSN yang membahas topik yang berbeda dengan dipandu oleh Muhammad Ridwan Rauf dari Direktorat Telekomunikasi. Nara sumber pertama adalah Muhammad Nurhalis menjabat Head of Performance Depatement PT. PSN, yang pada sesi I membahas materi berjudul Sistem Telekomunikasi Satelit Ground Station. Sedangkan pada sesi II, Genis Artiktya yang merupakan Head of BUS and TTC Engineering Departement PT. PSN menyampaikan paparan berjudul Dinamika Sistem Komunikasi Satelit.

C:UsersPC USERDownloads20180804_200011 (1).jpg

C:UsersPC USERDownloads20180803_095856.jpg

Pembahas sesi I memaparkan perihal satelit yang merupakan sistem komunikasi yang berfungsi merubah sinyal informasi (baseband) menjadi sinyal radio frekuensi yang dipancarkan ke satelit, atau menerima sinyal radio frekuensi dari satelit dan merubahnya menjadi sinyal informasi. Secara teknis operasional, keberadaan suatu satelit berfungsi beroperasi dengan dua cara, yaitu uplink (outbound) yang befungsi mengarahkan sinyal dari stasiun bumi ke satelit; dan downlink (inbound) yang mengarahkan sinyal dari satelit ke stasiun bumi.

C:UsersPC USERDownloads20180804_203158.jpg

C:UsersPC USERDownloads20180803_095615.jpg

Secara fungsional, ground station sistem telekomunikasi berbasis satelit hanya dapat beroperasi sebatas memancarkan (transmit) sinyal atau hanya menerima (receive) sinyal informasi, dan bisa juga memancarkan sinyal sekaligus menerima sinyal informasi. Sementara secara konfiguratif, pancaran atau transmisi satelit dapat berbentuk poin to point dengan dengan SCPC (single carrier per channel) atau MCPC (multi carrier per channel). Pada umumnya, ground station berfungsi mengendalikan satelit atau TT&C (telemetry tracking and command) dari ground station. Selain itu, gorund station juga berfungsi memberikan jasa layanan telekomunikasi yang berbasis satelit (traffic).

C:UsersPC USERDownloads20180804_201033.jpg

C:UsersPC USERDownloads20180803_095552.jpg

Selanjutnya pada sesi II, dipaparkan mengenai pilar utama dalam bisnis satelit yang terdiri dari ketersediaan spektrum frekuensi atau filing satelit, infrastruktur angkasa (kepemilikan spacecraft), ground station, serta layanan dan solusi. Di sesi ini dibahas pula proses bisnis satelit yang mencakup kepemilikan slot orbit dan spektrum frekuensi, meliputi kegiatan pendaftaran filing ke ITU (International Telecommunication Union) dan koordinasi antar administrasi (negara); pengumpulan dana untuk proses pembuatan satelit roket/kendaraan peluncurnya yang mencakup pembuatan model bisnis baru atau ekspansi bisnis; serta perangcangan, procurement, peluncuran, dan layanan yang disediakan.

C:UsersPC USERDownloads20180804_200234.jpg

C:UsersPC USERDownloads20180803_141549 (1).jpg

Selain itu, pada sesi II ini nara sumber menjelaskan mengenai economic model bisnis satelit yang berkaitan kemampuan produksi (umur satelit, ketersediaan kapasitas, transponder atau bandwith); serta perolehan keuntungan yang mencakup masalah sewa transponder (MHz), managed capacity (Mbps), dan managed services (backbone). Juga dibahas tentang siklus bisnis dan elemen vital sistem komunikasi satelit (Siskomsat), anatomi satelit, tantangan bisnis satelit, satellite procurement dan program management. Pun, dijelaskan perihal filosofi satelit, dimana dalam konteks spaceflight merupakan objek buatan manusia --pertama kali digagas oleh William Leitch-- yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu.

C:UsersPC USERDownloads20180804_200343 (1).jpg

C:UsersPC USERDownloads20180803_113437.jpg

Tak ketinggalan pula dipaparkan perihal teknologi dan desain satelit di masa depan yang memiliki kelebihan dalam hal active array antenna, electric propulsion, digital channelizer, multy beam, frequency reuse, hight throughput satellite, serta kemampuan robotic dan servicing mission. Singkatnya, dengan berbagai kelebihan tersebut teknologi dan desain satelit ke depannya mempunyai kemampuan beamforming yang dapat memaksimalkan beman di wilayah tertentu, efficient ISP (impulse thruster), mereduksi jumlah satelit yang diluncurkan, masa aktif (lifetime) satelit lebih lama, open architecture untuk interkonektifitas, fleksibel dalam hal kapasitas, cakupan dan layanan, installation of attachable payloads, dan bahan bakar satelit dapat diisi ulang (refuelling).

sat.jpg

Sumber/foto: Abdul Salam

Banner `Contact Center Ditjen SDPPI`
Banner `Layanan Ditjen SDPPI`