4 Langkah Kemkominfo Dorong Transformasi Digital

Seminar Daring  “Mendorong Akselerasi Transformasi Digital” berlangsung selama dua hari, Senin (20/7/2020) dan Selasa (21/7/ 2020). Pada hari pertama menghadirkan Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ismail, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Ahmad M Ramli,  serta Direktur BAKTI Kominfo Anang Latif.

Jakarta (SDPPI) – Kementerian Komunikasi dan Informatka (Kemkominfo) tengah mengupayakan percepatan transformasi digital di Indonesia melalui empat langkah kebijakan, mulai dari pembangunan infrastruktur telekomunikasi hingga pengembangan sumber daya manusia.

“Tugas penting kita meningkatkan rasio internetifikasi di Indonesia dan memperkecil disparitas internetifikasi antarwilayah dan penduduk, baik dari sisi jangkauan maupun kualitas layanan internet yang memadai,” kata Menkominfo Johnny G Plate, saat membuka Seminar Daring dengan tema “Mendorong Akselerasi Transformasi Digital” dari Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo Jakarta, Senin (20/7/2020).

Empat langkah kebijakan yang dimaksud, pertama, penyelesaian pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang merata dan berkualitas. Kedua, pengembangan teknologi pendukung akselerasi transformasi digital. Ketiga, pengembangan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital dengan jumlah dan kualitas yang memadai serta berkelanjutan. Dan keempat, penuntasan legislasi primer dan penguatan kerja sama internasional.

Pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang berkualitas dilakukan dengan cara membangun jaringan backbone, midlle-mile, dan last-mile. Saat ini, sudah dibangun jaringan backbone serat optik nasional sepanjang 348.442 kilometer yang terbentang di daratan dan lautan Nusantara. “12.148 kilometer diantaranya merupakan jaringan Palapa Ring yang dibangun oleh BLU BAKTI Kementerian Kominfo dan 336.294 kilometer dibangun oleh operator telekomunikasi di Indonesia,” jelas Menkominfo.

Mengenai jaringan middle-mile, pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur melalui pembangunan jaringan fiber-link, microwave-link, dan satelit. Tahun 2023, Indonesia akan meluncurkan satelit multifungsi atau high-throughput satellite (HTS) SATRIA untuk melengkapi lima satelit nasional dan empat satelit asing yang digunakan sekarang. Satelit ini diharapkan dapat menjangkau 150.000 titik layanan publik yang saat ini belum memiliki akses internet memadai.

Adapun di jaringan last-mile, saat ini Indonesia memiliki 479.125 Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun Kemkominfo bersama operator seluler untuk mendukung jaringan mobile broadband. “Di samping itu, bersama dengan operator telekomunikasi, kami juga terus mendorong pemerataan jaringan fixed broadband. Hal ini juga termasuk optimalisasi penggunaan satelit untuk penuntasan infrastruktur last-mile,” ujarnya.

Ekosistem Digital

Selain pembangunan infrastruktur, Kemkominfo juga membangun ekosistem digital yang aman, sehat, dan berdaula dengan mengupayakan berbagai kebijakan pengembangan teknologi. Pertama, kebijakan penambahan dan penataan frekuensi, dengan target capaian kebutuhan tambahan spektrum frekuensi 1.310 MHz terpenuhi pada akhir 2024, termasuk untuk mendukung inisiatif pengembangan 5G.

Kedua, Kemkominfo juga menyediakan teknologi Pengendalian Konten Negatif di internet. “Dengan tujuan agar Kemkominfo dapat mengendalikan konten negatif untuk menciptakan ruang digital yang jauh lebih bersih,” jelas Menkominfo.

Adapun ketiga, Kemkominfo tengah membangun Pusat Data Nasional (PDN) dengan kapasitas total prosesor 43.000 cores dan kapasitas penyimpanan sebesar 72 Petabytes, untuk mendukung kebijakan Satu Data Indonesia, integrasi, interoperabilitas, dan konsolidasi data pemerintah pusat dan daerah.

Kemudian yang keempat, Kemkominfo juga membangun Pusat Monitoring Telekomunikasi Nasional, untuk menyediakan layanan monitoring quality of service (QoS) dan quality of experience (QoE) melalui pengukuran realtime dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia untuk memastikan kualitas layanan telekomunikasi yang jauh lebih optimal.

Terkait pengembangan SDM, menurut Menkominfo, talenta digital merupakan prasyarat yang harus dipenuhi dalam melakukan akselerasi transformasi digital. “Agar transformasi dan penggunaan ruang-ruang digital dapat dioptimalkan untuk penggunaan yang positif dan produktif. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo meluncurkan program-program pengembangan kecakapan digital dan program-program pengembangan ekosistem ekonomi digital,” paparnya.

Dalam pengembangan kecakapan digital, Kemkominfo membagi dalam tiga jenis kecakapan. Pertama, Kecakapan Digital Dasar (Basic) yang dilakukan melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bersama dengan 108 lembaga/komunitas yang berada di dalamnya serta pihak-pihak lain yang terkait.

Kedua, Kecakapan Digital Menengah (Intermediate) melalui stimulus pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS), yang menjangkau 60.000 peserta atau 10% dari total kebutuhan sebanyak 600.000 talenta digital per tahun. Dan ketiga, Kecakapan Digital Lanjutan (Advanced) melalui stimulus pelatihan Digital Leadership Academy (DLA), dengan target capaian 300 talenta per tahun.

Guna menyiapkan SDM untuk ekosistem ekonomi digital, Kemkominfo telah menjalankan tiga program dengan sasaran yang spesifik. Ketiga program itu, Gerakan UMKM Go-Online dan Petani dan Nelayan Go-Online, Gerakan Nasional 1.000 Start-Up Digital, serta Program Nexticorn (The Next Indonesian Unicorn).

Legislasi Primer dan Kolaborasi Internasional

Selain melakukan pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM atau talenta digital, Kemkominfo juga terus mengupayakan penuntasan legislasi primer di bidang telekomunikasi, informatika, dan pelindungan data.

Saat ini, pemerintah bersama DPR tengah membahas Rancangan Undang-undang (RUU) terkait Pelindungan Data Pribadi (PDP) dan RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) di Sektor Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran. Kemkominfo juga menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) terkait Penyelenggaraan Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat, RPM Interoperabilitas, dan beberapa RPM prioritas lainnya yang ditargetkan pengesahannya pada 2020.

Kemkominfo juga mengembangkan kolaborasi internasional untuk meningkatkan potensi ekonomi digital Indonesia. “Sekaligus memastikan ekosistem digital yang aman, sehat, dan berdaulat, kami juga terus mendorong penguatan kerja sama internasional, terutama di bidang ekonomi digital dan arus data lintas negara,” tutur Menkominfo.

Mewakili Pemerintah Indonesia, Kemkominfo ikut aktif dalam berbagai forum internasional, seperti International Telecommunication Union (ITU) 2019, World Economic Forum (WEF) 2020, Digital Economy Task Force (DETF) G20 2020, dan ASEAN-China Year on Digital Economy Cooperation 2020.

“Ada banyak pula kerja sama bilateral di bidang TIK dan ekonomi digital, khususnya kerjasama untuk memutus rantai dan mengakhiri sebaran COVID-19,” ungkap Johnny.

Kepada peserta seminar, Menkominfo mengajak untuk menyatukan langkah dalam mendorong akselerasi transformasi digital Indonesia. “Mari kita menyongsong era baru, era masyarakat digital, menuju Indonesia sebagai The Digital Hub of Southeast Asia,” ujarnya.

Seminar Daring “Mendorong Akselerasi Transformasi Digital” berlangsung selama dua hari, Senin (20/7/2020) dan Selasa (21/7/ 2020). Pada hari pertama menghadirkan Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ismail, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Ahmad M Ramli, serta Direktur BAKTI Kominfo Anang Latif.

Hari kedua dengan narasumber Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, Staf Khusus Menkominfo Bidang Digital dan SDM Dedy Permadi, Vice President of Public Policy & Government Relations Tokopedia Astri Wahyuni, dan Vice President of Public Policy & Government Relations Gojek Tricia Istiara Iskandar.

(Sumber/foto : Siaran Pers Kemkominfo/Iwan)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`