Nomor : 46/DJPT.1/KOMINFO/IX/2005
60 Tahun Ditjen Postel


  1. Pada tanggal 27 September 2005 Ditjen Postel genap berusia 60 tahun. Hari ulang tahun komunitas pos dan telekomunikasi ini selalu diperingati setiap tahun sebagai bagian untuk mengenang kembali kisah heroik bersejarah peristiwa jatuhnya Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon ke tangan bangsa Indonesia setelah direbut dari kekuasaan Jepang pada tanggal 27 September 1945 oleh Angkatan Muda PTT. Peringatan bersejarah yang kemudian dikenal dengan nama Hari Bhakti Postel tersebut pada tahun ini kembali dipusatkan di tempat bersejarah terjadinya peristiwa heroik di bekas Gedung Cantor Pusat PTT di Gedung Sate, Jl. Cilaki, Bandung.
  2. Meskipun diupayakan tetap mengutamakan prinsip kesederhanaan, acara peringatan Hari Bhakti Postel 2005 yang bertema "Meningkatkan Pelayanan dan Kinerja Pos dan Telekomunikasi Untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa " akan mencuatkan suatu nuansa baru tersendiri. Menurut rencana, untuk pertama kalinya Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan A. Djalil akan bertindak sebagai Inspektur Upacara dan diharapkan dihadiri oleh seluruh tokoh sesepuh PTT yang masih hidup, para mantan pimpinan PTT dan Ditjen Postel, seluruh jajaran pimpinan Ditjen Postel serta Direksi komunitas pos dan telekomunikasi dan ratusan karyawan Ditjen Postel, PT Pos Indonesia, PT Telkom, PT Indosat, PT Inti dan lain sebagainya. Di samping itu kehadiran Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar dalam upacara tersebut juga untuk pertama kalinya sejak dilantik sebagai Dirjen Postel yang baru.
  3. Sebagai refleksi Hari Bhakti Postel, Ditjen Postel akan memanfaatkan peringatan bersejarah ini untuk menjadi introspeksi dan sekaligus millestone bagi percepatan peningkatan pembangunan pos dan telekomunikasi, karena Ditjen Postel menyadari sepenuhnya, bahwa kualitas kinerja dan pelayanan jajaran pos dan telekomunikasi masih sangat jauh dari yang diharapkan dan diakui sering menimbulkan sejumlah keluhan dan kekecewaan berbagai pihak yang terkait dan para penggunanya pada umumnya. Itulah sebabnya, sejak pelatikannya pada awal bulan Juni 2005, Dirjen Postel secara terus-menerus telah menekankan pada jajaran internalnya (Ditjen Postel) maupun jajaran eksternalnya (BUMN dan BUMS yang bergerak di bidang pos dan telekomunikasi) untuk terpaksa harus extra keras melakukan percepatan dan peningkatan kinerja.
  4. Saat ini dalam kurun waktu hanya sekitar 5 bulan sejak berada di bawah Departemen Komunikasi dan Informatika dan khususnya juga 3 bulan sejak di bawah kepemimpinan Dirjen Postel yang baru, Ditjen Postel telah melakukan sejumlah breakthrough(terobosan) yang cukup efektif di bidang pengaturan dan penyelenggaraan pos dan telekomunikasi. Di bidang pos misalnya, menyadari kecenderungan terus memburuknya kinerja dan perolehan pendapatan PT Pos Indonesia, Dirjen Postel telah menekankan pada Direksi PT Pos Indonesia yang belum lama ini dilantik untuk lebih cerdik dan strategik dalam melakukan revitalisasi dan reposisi kinerja PT Pos Indonesia, khususnya yang terkait dengan kewajiban layanan sosial dan sekaligus juga layanan komersialnya. Selain dari pada itu, Ditjen Postel juga telah komited untuk melakukan percepatan yang signifikan dalam pembahasan RUU Pos mengingat selama ini cenderung stagnan.
  5. Perhatian lebih khusus kini juga dicurahkan pada bidang telekomunikasi. Menyadari juga akan masih rendahnya tingkat teledensitas (kurang dari 4%), Ditjen Postel terus berpacu dengan waktu dalam pengembangan USO-nya, mengingat sejauh ini masih terdapat sekitar 43.000 desa yang belum terakses telekomunikasi (dari jumlah sekitar 75.000 desa seluruh indonesia). Akselerasi ini dilakukannya melalui penerbitan regulasi baru yang memungkinkan untuk men-generate dana pembangunan yang lebih besar serta interaksi intensif dengan berbagai pihak agar pembangunan USO tidak semata-mata mengandalkan dana pemerintah saja.
  6. Ditjen Postel juga telah secara intensif mensosialisasikan rencananya untuk menyusun Telecommunication Industry Roadmap . Pekerjaan besar yang menurut rencana baru akan dimulai pada awal tahun 2006 tersebut diharapkan dapat merepresentasikan resultante antara kepentingan pemerintah, dunia usaha, masyarakat umum dan berbagai pihak yang terkait dengan industri telekomunikasi. Lebih dari itu, penyusunan roadmap yang juga secara integratif akan melibatkan Departemen Perindustrian dan Kantor Menteri Negara Ristek/BPPT serta sejumlah perguruan tinggi terkemuka seperti ITB, UGM dan UI tersebut minimal dapat merespon kepentingan kalangan industri dan investor telekomunikasi dalam menggerakkan dinamika industrinya secara komprehensif dan berdasarkan multi fungsi, karena selama ini perkembangan telekomunikasi cenderung lebih mengedepankan aspek peningkatan jumlah layanan dibandingkan aspek keterkaitan industri telekomunikasi satu sama lain, aspek kontinuitas penanganan tehnologi dan industri, aspek R & D, dan aspek tantangan bagi kalangan dunia usaha dari sekedar "membesarkan jumlah konsumen menjadi yang setara dengan jumlah produsennya".
  7. Khusus untuk bidang frekuensi radio, Ditjen Postel telah melakukan upaya melalui penataan frekuensi radio pada layanan 3G, yang selama ini mudah mengundang kontroversi. Dengan kata lain, melalui prinsip " now or never ", Ditjen Postel saat ini sedang berusaha melakukan triangle efforts , yaitu konsultasi publik secara intensif dengan para stake-holder pada setiap rencana penyusunan regulasi, kemitraan yang sinergis dengan berbagai instansi terkait dan konsistensi percepatan penyusunan kebijakan publik dari waktu ke waktu secara ketat. Tanpa usaha keras tersebut, Ditjen Postel hanya akan terus mensisakan catatan buruk dalam pengembangan pos dan telekomunikasi.

Kepala Bagian Umum dan Humas,

Tertanda

Gatot S. Dewa Broto

HP: 0811898504

E-mail: gatot_b@postel.go.id

Website: www.postel.go.id

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`