Balmon Bandung Diharapkan Bisa Jadi Percontohan

Dirjen SDPPI Ismail (2-kanan) dalam rapat kerja dengan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Bandung di Jawa Barat, Sabtu (10/11/2018).

Bandung (SDPPI) - Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Bandung, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen SDPPI di daerah penyangga Ibukota, diharapkan bisa menjadi percontohan bagi Balmon-Balmon di daerah lain di seluruh Indonesia.

Harapan itu disampaikan Dirjen SDPPI Ismail dalam rapat kerja bersama Kabalmon Bandung Hari Prasetyo beserta jajarannya seusai upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018 di Balmon SFR Kelas I Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

“Mari kita sekarang teman-teman di Balmon Bandung coba berfikir kreatif kalau jadi Balmon yang hebat ini kedepannya yang seperti apa, saya ingin dengar konsep itu. Kalau berhasil, ini kita jadikan model untuk diterapkan ke semua Balmon yang lain,” kata Ismail.

Menurut Ismail, Bandung merupakan wilayah penyangga Ibukota karena paling dekat dengan Jakarta dan sekitarnya serta memiliki beberapa area strategis untuk kepentingan nasional. Bandung juga terkenal sebagai kota industri kreatif karena banyak kampus besar di sini, banyak tenaga muda, dan banyak artis sukses yang berasal dan besar dari Bandung.

“Artinya Bandung ini memang punya keistimewaan karena selain dekat dengan Jakarta tadi, juga memiliki banyak keunggulan-keunggulan terutama dari segi kreativitas. Mudah-mudahan hal ini bisa menular kepada teman-teman di (Balmon) Bandung,” katanya.

Ismail, yang memuji semangat Kabalmon Bandung Hari Prasetyo, mengharapkan Balmon Bandung bisa membuat sesuatu yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, going better atau menjadi lebih baik.

Dirjen SDPPI mengatakan bahwa pelayanan perizinan sekarang ini sudah berubah, masyarakat yang datang ke Balmon untuk mengurus perizinan mungkin sudah berkurang karena telah diterapkannya sistem perizinan online. Semua bisnis proses dalam pelayanan Ditjen SDPPI sudah menggunakan tools dan sistem komputer.

Itu semua supaya proses pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih cepat, lebih transparan , dan murah sehingga pelayanan publik menjadi lebih baik. “Mudah-mudahan teman-teman di sini tidak ada lagi yang terbawa dengan suasana zaman dulu, istilahnya kalau tidak susah kenapa dibuat susah,” jelasnya.

Sebagai pimpinan Ditjen SDPPI, Ismail meminta jajarannya, termasuk para pegawai di Balmon Bandung untuk mengubah mindset lama menjadi baru, dan sudah menjadi tugas pimpinan untuk menjaga atau bahkan meningkatkan kesejahteraan pegawai secara proporsional.

“Sekarang pertanyaannya apa yang harus diubah, kalau tujuan targetnya tetap sama, paling tidak how to-nya yang kita perbaiki, bagaimana untuk mencapai tujuan itu dengan cara yang lebih smart, lebih efisien, yang tadinya dikerjakan satu minggu bisa dikerjaan 2 hari dan lain sebagainya,” harap Ismail mengenai peningkatan kinerja.

“Yang perlu kita fikirkan adalah suatu terobosan baru, yang membuat wajah Balmon berubah, masih dalam scope SDPPI secara keseluruhan, tapi berbeda caranya. Berbeda pendekatannya. Bagaimana mempersiapkan masalah preventif? Bagaimana menyosialisasikan lebih smart?,” katanya.

Pada akhir rapat kerja, Ismail mengharapkan Balmon Bandung bisa menghasilkan sesuatu yang baru yang kreatif dan bisa menjadi percontohan bagi balmon-balmon di daerah lain.

(Sumber/foto: Iwan)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`