-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar SDPPI
Berikan Kuliah Umum Pada Mahasiswa UGM, Plt. Dirjen Infrastruktur Digital: Tingkatkan Skill, Kendalikan Penggunaan AI di Masa Depan
Yogyakarta (Infastruktur Digital) – Menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Komdigi Menjangkau: Campus We’re Coming! Plt. Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Ismail meminta mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri dan terus meningkatkan skill agar siap menghadapi gelombang penggunaan Artificial Intelligence di masa depan.
Pertama-tama Ismail menyampaikan pentingnya penggunaan frekuensi dalam kehidupan sehari-hari yang semakin masif digunakan. Dimana awalnya frekuensi hanya digunakan untuk telepon dan televisi, lalu mulai muncul telepon seluler hingga penggunaan internet melalui ponsel dan teknologi baru lainnya.
“Dan kedepannya pemanfaatan frekuensi untuk generasi selanjutnya adalah implementasi penggunaan Artificial Intelligence (AI), dan kita harus mempersiapkan diri khususnya adik-adik mahasiswa yang nantinya menjadi pengguna utama” ucapnya.
Ismail menjelaskan, setidaknya ada 3 hal yang menjadi syarat utama agar pemanfaatan AI dapat berjalan efektif. Pertama diperlukanya data sebagai sumber utama dari penggunaan AI. Kedua adalah konektivitas, karena data itu tidak mungkin kita bawa sendiri. “data ini harus terdistribusi dimana saja, maka harus ada connectivity yang bisa mengumpulkan data dimana konektivitas didapat dengan adanya jaringan telekomunikasi yang memanfaatkan frekuensi” jelasnya.
Ketiga dan yang terpenting yaitu skill, kemajuan teknologi harus diimbangi dengan kemampuan yang memadai dan terus ter-update menyesuaikan dengan zaman. “jadi gelombang AI ini akan datang dan menerjang semua (lini) kehidupan, jadi skill menjadi syarat utama yang harus dimiliki” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria yang juga menjadi narasumber, mengungkapkan bahwa keberadaan pengaturan atau tata kelola teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence yang komprehensif memiliki arti penting untuk mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan manfaat teknologi tersebut.
“Meski teknologi AI diproyeksikan menjadi asisten manusia di berbagai sektor, namun saat ini penggunaannya masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti bias diskriminasi, pelanggaran privasi, dan minimnya pengawasan” ucapnya.
Nezar mencontohkan kasus AI yang mampu berpura-pura menjadi individu dengan gangguan penglihatan untuk melewati “CAPTCHA”. Konon, kasus ini terjadi karena risiko keputusan tak terduga dari AI canggih yang tidak diawasi dengan baik.
Oleh karena itu, Nezar Patria mengimbau masyarakat untuk menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab. “perkembangan AI harus diiringi regulasi, etika, dan kesadaran bersama. Mari manfaatkan teknologi ini untuk kebaikan yang lebih besar,” ungkapnya.
Sumber/ Foto: Fandi R, Setditjen.