Pemalang (SDPPI) - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, mewakili Menteri Kominfo pada Selasa (21/11) membuka Festival Desa Teknologi Informatika dan Komunikasi (DesTIKa) 2017 yang dipusatkan di obyek wisata Turangga Seta, Pulosari, Pemalang, Jawa Tengah.
DesTIKa merupakan kegiatan tahunan yang memamerkan kiprah desa-desa dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk mengenalkan dan menyebarkan informasi mengenai potensi desa kepada dunia.
Bupati Pemalang Junaedi mengatakan bahwa Festival DesTIKa berguna untuk menyamakan persepsi tentang membangun desa. Program desa membangun merupakan program pemerintah yang masuk Nawa Cita Presiden Joko Widodo sesuai amanat UU Desa Pasal 86 yang menerangkan bahwa TIK berperan dalam pembangunan pedesaan.
Pemalang dipercaya menjadi tuan rumah DesTIKa kelima (2017), setelah sebelumnya diselenggarakan di Jayapura, Papua pada 2016. Sementara DesTIKa pertama pada 2013 dituanrumahi Banyumas (Jateng), kemudian pada 2014 di Majalengka, Jawa Barat, dan pada 2015 di Belitung Timur, Bangka Belitung.
DesTIKa di Pemalang yang akan berlangsung hingga Kamis, 23 November 2017 ini diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan tahunan Kota Pemalang, yakni Festival Wong Gunung.
Festival ini juga antara lain untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai regulasi terbaru dan pengembangan TIK di tingkat pemerintah daerah dan pedesaan.
Selain itu, festival juga dimaksudkan untuk menggerakkan partisipasi komunitas desa dalam pemberdayaan potensi melalui pemanfaatan TIK secara cerdas, kreatif, dan produktif.
Festival DesTIKa di Pemalang bertema “Di Hamparan Bumi Pemalang Pusere Jawa, Desa Bersuara untuk Indonesia” diharapkan dapat menjadi penunjang bagi pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan dunia usaha di perdesaan sebagai wujud pembangunan dari pinggiran wilayah Pemalang.
DesTIKa 2017 antara lain akan diisi dialog interaktif antara lain bersama Dirjen Aptika Kemkominfo, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kemenpar, Sekda Kabupaten Pemalang, dan budayawan Sujiwo Tejo.
Kemudian diselingi dengan penanaman phon aren, pertunjukkan Tari Kudang Kepang yang melibatkan 200 penari, musik keroncong, seni Silakupang, workshop, seminar Wong Gunung, pagelaran wayang kulit, dan pertunjukan lainnya.
Festival ini dikuti oleh desa-desa dan kecamatan se-Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
(Sumber/Foto : rst)
