Jakarta (SDPPI) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyambut baik teknologi High Altitude Platform Station (HAPS). Apalagi bila teknologi baru ini memang cocok diimplementasikan di Indonesia dan benar-benar menawarkan efisiensi penyediaan jaringan internet.
“Pemerintah sangat terbuka untuk mendiskusikan teknologi yang baru,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Pos dan Perangkat dan Informatika (Dirjen SDPPI) Ismail, Kamis (27/10/2022), dalam HAPS International Seminar di Hotel Grand Sheraton Gandaria City, Jakarta.
Ia menjelaskan pemerintah menerima baik, tetapi ada pertimbangan sebelum memberikan persetujuan penerapan teknologi baru tersebut. “Kita perlu memperkirakan efisiensi dari HAPS dan mendiskusikannya lebih lanjut,” jelas Ismail.
Rangkaian diskusi yang diperlukan, antara lain bersama operator, agar dapat terhubung langsung dengan konsumen ritel. HAPS, atau disebut pula Wahana Dirgantara Super, adalah teknologi yang menyediakan layanan wireless narrowband dan telekomunikasi broadband. Teknologi ini mirip dengan sistem satelit, namun HAPS beroperasi menggunakan balon udara atau drone bertenaga matahari pada ketinggian 5–20 km di lapisan stratosfer.
Indonesia, sebagai negara kepulauan, dianggap layak untuk penerapan teknologi HAPS. Diharapkan, melalui seminar kali ini, menghasilkan diskusi yang konstruktif, sehingga secepatnya HAPS terlaksana dengan lancar.
Selain dihadiri Dirjen SDPPI , seminar juga mengundang narasumber lainnya, seperti Regulatory Expert Indonesia-ITU Concern Forum (IICF) Eddy Setiawan dan Programme Officer Asia N the Pasific Syed Aamir Riaz.
Sumber/ Foto : Karin/ Dinda/ Lia (Setditjen)
