-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar SDPPI
Ismail Sampaikan Tiga Kunci Atasi Disrupsi Akibat Perkembangan Cepat TIK
Bandung (SDPPI) - Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail mengatakan bahwa kompetensi, entrepreneurship, dan skill merupakan tiga kunci utama untuk mengatasi disrupsi (gangguan) pada berbagai sektor yang disebabkan oleh perkembangan sangat cepat teknologi informasi dan komunikasi.
Hal tersebut disampaikan Ismail dalam sambutannya pada peresmian ICT Expo dan ANJA dalam rangka peringatan Hari Bhakti Postel ke-72 Tahun 2017 di Telkom University, Bandung, Jawa Barat, Rabu siang (27/9).
Ismail mengatakan bahwa sekarang Indonesia sedang dalam era disrupsi, dimana perkembangan cepat sektor TIK dianggap sebagai “pengacau” bagi sektor lain, sebagai contoh ketika hadirnya perusahaan aplikasi transportasi (transportasi online) yang membuat perusahaan dan pelaku transportasi tradisional memprotesnya.
Dampak disrupsi ini, menurut Ismail akan meluas ke sektor-sektor lainnya, baik itu perbankan atau keuangan, sektor logistik dan distribusi barang juga akan terkena dampaknya.
Kondisi ini, harus segera diantisipasi. “Bagaimana kita mengatur strategi era disrupsi sektor teknologi ini,” katanya sembari melanjutkan bahwa ada tiga kunci yang bisa digunakan untuk mengantisipasinya, yaitu meningkatkan kompetensi, skill (keahian), dan entrepreneurship (kewirausahaan). Dan itu ujung-ujungnya adalah sumber daya manusia (SDM) atau human capital.
Jadi intinya, bagaimana Indonesia bisa menciptakan SDM unggul. “Kita harus berkolaborasi erat dengan universitas. Bagaimana kita bisa mencetak sumber daya unggul dan tidak hanya mengantisipasi tapi beradaptasi,” katanya.
Dibutuhkan peran dan kerja bersama empat stakeholder utama dalam menghadapi distrupsi TIK ini, yakni government (pemerintah), kemudian akademisi atau universitas, sektor usaha, dan masyarakat itu sendiri.
Pemerintah harus menjadi smart government yang bisa mengatur melalui penerbitan regulasi yang tepat, sementara universitas harus menciptakan SDM yang punya skill tinggi, sektor usaha harus cepat tanggap menyikapi model bisnis yang sudah berubah, dan masyarakat harus siap menghadapi perubahan gaya hidup kedepan.
Masyarakat harus siap dengan perubahan gaya hdup yang datangnya dari anak-anak dan cucu-cucu kita yang sudah berlangsung sekarang ini. “Tugas kita memberikan sosialisasi agar perubahan tidak menimbulkan gejolak berlebihan, sehingga kestabilan dan keseimbangan baru akan terbentuk dengan smooth, ini yang kita harapkan,” kata Ismail.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Telkom Tbk Alex J Sinaga yang juga Ketua Umum Penyelenggaraan Hari Bhakti Postel ke-72, mengatakan bahwa pada Hari Bhakti Postel tahun ini komunitas postel mendapatkan satu anggota baru yakni Telkom Univervity.
“Terima kasih untuk Telkom University dan selamat anda menjadi bagian sah komunitas postel Indonesia, biasaya kalau menjadi anggota itu ada tugasnya,” kata Alex.
Untuk itu, katanya, Telkom University punya peran penting untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil untuk era digital mendatang.
“Mudah-mudahan acara ini memberikan kontribusi yang signifikan, baik itu secara hasil karya maupun juga inovasi-inovasi dan gagasan yang komprehensif,” kata Alex menambahkan.
ICT Expo dan ANJA dalam rangka Hari Bhakti Postel ke-72 Tahun 2017 diresmikan bersama oleh Dirjen SDPPI Ismail, Dirjen PPI M Ramli, Dirut PT Telkom Alex J Sinaga, dan Rektor Telkom University Mochamad Ashari dengan menekan tombol sirine.
(Sumber/foto: Mukhsin/Bambang)