Jakarta (SDPPI) – Penggunaan spektrum frekuensi mid-band mempunyai peran yang signifikan dalam pertumbuhan teknologi 5G. Penggunaan spektrum frekuensi mid-band mendorong peningkatan Gross Domestic Product (GDP) global lebih dari $610 milyar pada tahun 2030 yang mencakup hampir 65% dari total nilai sosial-ekonomi yang dihasilkan oleh teknologi 5G.
Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan hadir mewakili Dirjen SDPPI sebagai Keynote Speaker dengan topik Economic Growth and Innovation: Implementation of 5G pada event tahunan The Regional Association Cloud & Hosting Indonesia (ACHI) bersama Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024 dengan tema yang diusung yakni “Together Towards The Sustainbility" .
“ketersediaan spektrum frekuensi mid-band untuk 5G pada tahun 2030 akan memberikan dampak yang positif bagi berbagai sektor industri di Indonesia seperti Sektor industri Manufaktur, Kesehatan, Pendidikan, TIK, dan Transportasi” ucap Denny Setiawan, Selasa (27/8/2024).
Untuk sekarang, Implementasi 5G di Indonesia masih dihadapi dengan berbagai tantangan salah satunya merupakan masih kurangnya spektrum frekuensi dengan kapasitas broadband. “Implementasi 5G di indonesia masih terbatas karena ketersediaan fiber optik saat ini masih sedikit, hanya terdapat di beberapa kota besar saja, pada pemukiman mencapai 4%, untuk pemasangan 4G sudah lebih dari 90%”, ucapnya.
Denny juga mengungkapkan roadmap dari Spektrum di Indonesia, salah satunya target pita frekuensi baru yakni, 2.6 GHz, 3.3 & 3.5 GHz yang akan di implementasikan pada tahun 2025 serta Regulasi di Indonesia mengenai penggunaan private network bahwa operator seluler sebagai penyedia jaringan untuk berkolaborasi dengan perusahaan/industri menggunakan skema Business to Business (B2B).
“Penerapan 5G Uses cases kami memberikan kemudahan untuk ijin trial dalam public utility, smart mining, smart airport, smart maritime, smart manufacturing, dan public safety yang sudah kami coba terapkan di IKN”.
Sumber/ Foto : Aldelia/ Karina, Setditjen SDPPI.