Jakarta (SDPPI) - Indonesia sukses meluncurkan satelit ke-18-nya, BRISat, di Guyana Space Center, Guyana, Prancis, pada Sabtu, 18 Juni 2016 pukul 18:38 waktu setempat, setelah sempat tiga kali tertunda.
Satelit BRISat yang dibuat oleh pabrikan satelit SSL (Space Sistem Loral) diluncurkan menggunakan roket Ariane-5 pada misi ke-230. Satelit berplatform SSL 1300 ini memiliki 24 transponder C band standard, 9 Ku band dan 12 transponder extended C band.
Pada awalnya satelit BRISat akan diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2016, tetapi ditunda ke tanggal 16 Juni karena ditemukan adanya masalah pada salah satu konektor antara cryogenic upper stage dengan launch table.
Rencana peluncuran 16 Juni 2016 pun kembali mengalami penundaan menjadi tanggal 17 Juni 2016 karena adanya anomaly pada bagian atas peluncur.
Pada tanggal 17 Juni 2016, peluncuran terpaksa ditunda selama 24 jam menjadi tanggal 18 Juni 2016 karena faktor cuaca di sekitar Guyana Space Centre.
Satelit BRISat akan digunakan oleh Bank BRI untuk menunjang program keuangan terkait financial inclusion. Saat ini bank BRI merupakan bank terbesar di Indonesia dengan 10.600 cabang dengan pelanggan sekitar 58 juta orang.
Dengan adanya satelit BRISat, layanan perbankan, khususnya BRI, di daerah-daerah khususnya daerah pedalaman dan perbatasan akan semakin baik.
Satelit BRISat merupakan satelit ke-18 yang diluncurkan oleh Indonesia sejak satelit Palapa A1 pada tahun 1976. Satelit ini selanjutnya akan ditempatkan di slot orbit 150.5BT dengan wilayah layanan Indonesia, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur.
Ditjen SDPPI mengucapkan selamat kepada jajaran bank BRI atas keberhasilannya mempersiapkan dan meluncurkan satelit. Semoga keberadaan satelit BRISat dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat Indonesia.
(Sumber/Foto : Mulyadi, Direktorat Penataan SDPPI)
