Pada hari Kamis, 17 Juli tahun 2014 bertempat di ruang kerja Dirjen SDPPI lantai 13 Gedung Sapta Pesona, segenap keluarga besar Ditjen SDPPI melaksanakan buka puasa bersama. Dalam kesempatan tersebut Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Bapak H DR. Muhammad Budi Setiawan memberikan ceramah siraman rokhani kepada seluruh pegawai yang hadir dalam buka bersama tersebut.
Adapun ceramah yang diberikan yaitu mengenai “Syukur dan Sabarâ€. Selain mengutip hikmah dari surat Ibrahim ayat 7 yang berisikan tentang orang yang bersyukur, beliau juga mencontohkan sebuah kisah tentang orang yang pandai bersyukur dan bersabar. Alkisah ada seorang panglima bernama Abdullah bin Muhammad kira-kira pada generasi tabiin yaitu 100 tahun sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan ketika Panglima sedang melakukan inspeksi di sebuah perbatasan di tepi pantai, didapatinya sebuah gubug yg sudah tua dan reyot. Ketika didekati oleh Panglima ternyata gubug tersebut masih berpenghuni. Terdengar penghuni gubug sedang berdoa,  “ Ya Allah jadikanlah aku orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepadaku yang tidak diberikan kepada orang lainâ€Â
Panglima lantas penasaran dan melihat siapa penghuni gubug tersebut. Setelah dilihat ternyata seorang tua yang tidak mempunyai tangan dan kaki. Panglima semakin heran dan bertanya kepada orang tua yang tinggal di gubug tersebut, “Apa nikmat Allah yang diberikan kepadamu, namun tidak diberikan kepada yang lain?†Orang tua itupun menjawab antara lain : “Allah telah memberikan kepadaku yang tidak diberikan kepada orang lain, yaitu tidak diberikan angin kencang bertahun lamanya, sehingga gubug ini tetap berdiri. Kedua,  walau di sini banyak binatang buas, namun binatang-binatang itu tidak ada yang menggangguku.†Itulah nikmat yang dia peroleh dan juga nikmat-nikmat yang lain.
Orang tua penghuni gubuk itupun balik bertanya, “Sudah beberapa hari ini anakku tidak datang mengirimiku makanan, kemanakah ia?†Mendengar pertanyaan itu, secara spontan panglima langsung mencari anak orang tua tersebut. Setelah dicari kesana kemari panglima mendapatkan sang anak telah meninggal karena diterkam binatang buas. Dengan adanya kejadian ini, Panglima Abdullah bin Muhammad kesulitan untuk menyampaikan kabar duka tersebut kepada orang tua penghuni gubug. Tiba tiba Panglima mendapat inspirasi tentang kisah kesabaran Nabi Ayyub, maka disampaikanlah berita duka tersebut dengan analogi kesabaran Nabi Ayyub.  Bapak tua tetap sabar dan malah bersyukur anaknya meninggal sehingga tidak akan sempat berbuat keburukan.
Â
Tak berapa lama ada 3 (tiga) orang musyafir yang lewat, maka bertanyalah panglima kepada salah satu diantara mereka. Salah satu diantara mereka menyebut bahwa sang penghuni gubug  adalah Abu Qilabah, seorang ulama besar. Lalu salah seorang musyafir itupun mencium mata almarhum Abu Qilabah, mata  yang tidak pernah melihat kemaksiatan.
Dengan adanya kisah ini Bapak H. DR. Muhammad Budi Setiawan mengharapkan seluruh pegawai Ditjen SDPPI mengambil hikmah dari kisah ini agar senantiasa bersabar dan menjadi pribadi yang selalu mensyukuri nikmat Allah.