WAIC Mungkinkan Pesawat Menjadi Lebih Ringan

Kepala Subdirektorat Pengelolaan Orbit Satelit, Mulyadi menjadi pembicara pada Lokakarya Ditjen SDPPI 2016 dengan judul paparan World Radiocommunication Conference 201 (25/5)

Yogyakarta (SDPPI) - Pemanfaatan Wireless Avionics Intra-Communication (WAIC) memungkinan penggunaan kabel yang berat dan mahal dalam pesawat terbang diganti dengan sistem wireless yang lebih efisien dan murah.

Perkembangan baru untuk mendukung industri penerbangan mendatang itu disampaikan dalam pemaparan Direktorat Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI yang diwakili Kasubdit Pengelolaan Orbit Satelit Mulyadi dalam Lokakarya Ditjen SDPPI 2016 hari pertama di Yogyakarta, Kamis (25/5).

Menurut Mulyadi, penggunaan WAIC dalam pesawat terbang diperkirakan mampu mengurangi 30 persen sistem perkabelan dalam satu pesawat sehingga bobot pesawat juga akan lebih ringan. Dalam sebuah pesawat Airbus A380-800 misalnya, kabel yang digunakan panjangnya mencapai sekitar 470 km dengan bobot 5.700 kg.

Dalam World Radiocommunication Conference (WRC) 15 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss 2 - 27 November 2015 juga sudah disepakati mengenai alokasi spektrum frekuensi untuk WAIC: Aeronautical Mobile (R) Service yakni pada frekuensi 4200 - 4400 MHz.

Sementara mengenai penggunaan pita 2700 - 2900 MHz yang digunakan secara masif untuk radar penerbangan, dalam pembahasan WRC 15 berhasil dipertahankan untuk tidak diidentifikasi sebagai frekuensi komunikasi radio atau International Mobile Telecommunication (IMT).

Mengenai frekuensi untuk MIT, pada WRC 15, Indonesia juga mendapatkan tambahan pita IMT sebesar 183 MHz, dimana 91 MHz berada pada pita frekuensi 1427 - 1518 MHz dan 92 MHz lainnya pada pita frekuensi 698 - 790 MHz.

Pada bidang penyiaran, meskipun tidak diagendakan dalam WRC 15, tetapi bidang itu mendapat darmpak dari WRC 15 menyusul diidentifikasinya pita penyiaran UHF 470 - 694 MHz untuk IMT di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Bahama, Barbados, Micronesia, Kepulauan Solomon, Tavulu, Vanuatu, Bangladesh, Maldives, dan Selandia Baru.

Sedangkan pita 470 - 698 akan dibahas untuk IMT pada WRC 2023 untuk alokasi global atau regional.

WRC merupakan pertemuan antarnegara-negara anggota International Telecommunication Union (ITU), termasuk Indonesia, yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali dan bertujuan membahas perubahan regulasi radio yang merupakan perjanjian terkait penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit.

(Sumber/Photo : Setditjen SDPPI)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`