Bali Jadi Tuan Rumah Sidang APG19-2

The 2nd Meeting of the APT Conference Preparatory Group for World Radiocommunication Conference 2019 (APG19-2)

Bali (SDPPI) - Bali menjadi tuan rumah The 2nd Meeting of the APT Conference Preparatory Group for World Radiocommunication Conference 2019 (APG19-2), sebuah pertemuan negara-negara Asia Pacific Telecomunity (APT) yang mempersiapkan posisi atau usulan-usulan untuk dibahas dalam World Radiocommunication Conference (WRC) 2019 di Jenewa, Swiss, Oktober tahun 2019.

Kegiatan yang dituanrumahi Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, dan berlangsung 17-21 Juli 2017 itu dibuka oleh Dirjen SDPPI Ismail dengan ditandai pemukulan gong disaksikan Sekjen APT, Areewan Haorangsi.

Dirjen SDPPI Ismail mengungkapkan kegembiraanya dengan telah dipilihnya Pulau Bali sebagai tuan rumah perhelatan ini.

Semua anggota APT tentunya akan mengharapkan kemajuan bersama, pencapaian dan peluang yang lebih luas untuk kawasan Asia Pasifik, dan memastikan kehadiran kawasan Asia Pasifik yang lebih kuat di ITU, ujar Ismail.

Sejauh ini, APT telah memainkan peran penting dalam International Telecommunication Union (ITU), termasuk dalam organisasi lainnya baik internasional dan regional, disamping menyediakan berbagai program kerja nyata untuk anggotanya serta memainkan peran sentral dalam mengembangkan sektor telekomunikasi/TI, inovasi teknologi, serta mendukung pengembangan ekonomi dan sosial baik regional maupun global.

Indonesia, menurut Ismail, sangat menyadari pentingnya pencapaian TIK, seperti mempromosikan bentuk kerja sama, pertukaran informasi serta pemanfaatan spektrum Frekuensi Radio yang efektif di kawasan Asia Pasifik.

Saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bukan saja hanya memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan efisiensi kerja, namun juga berkontribusi pada sektor lain, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup.

“Hal tersebut tentunya sejalan dengan rencana strategis dan tujuan prioritas kami, dengan fokus pada pengembangan infrastruktur TIK dan transformasi ekonomi digital,” terang Ismail

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia dan sebagai negara berkembang dengan pencapaiannya baru-baru ini, Indonesia tentunya masih memerlukan sumber daya dan bantuan yang luar biasa dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan infrastruktur telekomunikasi/TI dan infrastruktur sektor lainnya.

“Kami tentu terbuka untuk bantuan dan berbagi pengalaman dengan anggota lainnya. Pertemuan APG ini merupakan kesempatan bagus untuk berbagi setiap kemajuan, pengalaman, inovasi dan komitmen.” kata ismail.

Ditemui terpisah, Sekjen APT Areewan Haorangsi saat ditanya mengenai peran APT di kancah telekomunikasi Asia Pasifik, mengatakan bahwa APT mempunyai dua peran utama yakni; untuk menyamakan pandangan atau posisi untuk kawasan Asia Pasifik dan untuk mendukung pengembangan telekomunikasi/TIK di wilayah ini dengan menyelenggarakan pertemuan, forum, lokakarya, proyek, dan kegiatan capacity building bagi anggotanya.

APT- Prepatory Group (APG) 2019 adalah forum negara-negara Asia Pasifik di bawah Asia Pacific Telecomunity (APT), untuk mempersiapkan posisi atau usulan APT terhadap isu-isu yang akan dibahas pada World Radiocommunication Confrence 2019 (WRC-19) yaitu sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU). Fungsi utama konferensi empat tahun sekali ini adalah untuk meninjau dan merevisi regulasi penggunaan frekuensi radio serta sebagai medium perjanjian internasional dalam penggunaan spektrum frekuensi radio, satelit geostasioner, dan satelit non-geostasioner.

Saat ini WRC sedang meninjau peraturan radio dengan interval setiap empat tahun sekali serta membuat amandemen yang diperlukan untuk pengembangan layanan komunikasi radio baru. WRC mendatang akan diadakan pada bulan Oktober 2019 di Jenewa Swiss, ungkap Areewan.

Disinggung mengenai tujuan kegiatan di Bali ini, Areewan mengemukakan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengembangkan pandangan awal terhadap item Agenda WRC-19 APT.

“Kita telah menyelenggarakan sidang pertama di Republik Rakyat China tahun lalu untuk menentukan ketua, wakil ketua, pada sidang dan Kelompok Kerja (Working Parties) termasuk rencana kerja, dan pertemuan di Bali ini akan membahas hal yang berbeda yaitu memfokuskan pekerjaan subtansial pada item Agenda WRC-19,” jelasnya.

Selama lima hari kedepan peserta sidang akan terlibat diskusi terkait akan kebutuhan masing-masing anggota terhadap spektrum frekuensi radio dengan berbagai layanan radiokomunikasi dibawah item agenda WRC-19.

Setidaknya lebih dari 460 peserta hadir dalam pertemuan ini terdiri dari negara anggota APT, asosiasi, organisasi internasional, afiliasi dan organisasi lainnya guna membahas isu-isu yang terkait dengan bidang telekomunikasi.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, termasuk Deputy Secretary General of APT, Masanori Kondo, Deputy Director Radiocommunication Bureau ITU Mr. Mario Maniewicz, Chairman APT Conference Preparatory Group For WRC-19 Dr. Kyu-Jin Wee, Vice chairman APT Conference Preparatory Group for WRC-19 Mr. Neil Meaney dan Mr. Xiaoyang Gao.

Dipilihnya Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan sidang APG19-2 bukanlah tanpa alasan, pada sidang APG 19-1 2016 lalu Indonesia secara aklamasi terpilih untuk menuanrumahi sidang ini dan secara khusus peserta mengusulkan tempat penyelenggaraan di Bali.

Secara khusus Sekjen APT, mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada pemerintah Indonesia yang telah bersedia menjadi tuan rumah penyelenggaraan APG19-2 ini.

(sumber/Foto : gat/bbg)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2024`