Siaran Pers No. 140/PIH/KOMINFO/12/2010
Peresmian Pemancar Televisi Digital TVRI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


(Jakarta, 21 Desember 2010). Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dengan didampingi oleh Menteri Kominfo Tifatul Sembiring, Gubermur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Direktur Utama TVRI Imas Sunarya pada tanggal 21 Desember 2010 telah melakukan peresmian pemancar televisi digital TVRI Jakarta, Surabaya dan Batam. Acara peresmian yang berlangsung di Auditorium TVRI Jakarta tersebut dihadiri oleh Ketua DPD Irman Gusman, beberapa anggota DPR-RI, sejumlah Menteri (Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Luar Negeri, Menteri Perindustrian, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Negara Riset dan Teknologi), Pejabat Kementerian Kominfo dan beberapa Kementerian lainnya, Pimpinan Penyelenggara Televisi Swasta, anggota BRTI serta sejumlah Pejabat di lingkungan TVRI.

Siaran televisi digital ini akan menjadi standar baru siaran televisi secara global. Digitalisasi siaran televisi Indonesia ini bahkan lebih awal dari pada yang diterapkan oleh pemerintah dan kalangan industri pertelevisian Amerika Serikat, yang menurut rencana baru akan dimulai pada tahun 2011. Siaran televisi digital ini menggantikan teknologi analog yang selama ini digunakan di Indonesia, yang keunggulannya tidak hanya pada kualitas gambar, tetapi juga pada kemampuannya yang mobile. Artinya, televisi tidak hanya statis diakses dan disaksikan di rumah, perkantoran atau tempat umum lainnya yang dipasang secara permanen, tetapi juga dapat diakses dalam posisi bergerak di perangkat seluler ataupun perangkat televisi yang dipasang di mobil sekalipun dengan kualitas yang cukup jernih.

Yang lebih revolusioner dari televisi digital ini adalah kemampuan interaktifnya antara stasiun televisi dengan penonton. Kalau dalam sistem analog, maka siaran televisi dipancarkan oleh stasiun televisi dan penonton tinggal menerima saja apapun yang dipancarkan. Namun dalam era digital, terbuka kemungkinan ada interaksi antara penonton dan stasiun televisi, yang membuat penyiaran televisi akan semakin terasa sebagai event komunitas. Di samping itu, masyarakat akan memperoleh pilihan program siaran yang lebih banyak dan bervariasi serta secara ekonomis membuka peluang lebih besar bagi industri penyiaran dan industri konten.

Acara kemudian dilanjutkan dengan video conference antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gubernur Kepulauan Riau M. Sani di Batam dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo di Surabaya yabf dengan dibantu PT Telkom tersebut merupakan suatu rangkaian seremoni serupa yang juga telah sukses berlangsung ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu pada tanggal 13 Agustus 2008 di Studio TVRI Jakarta meresmikan soft launching uji coba siaran televisi digital di Indonesia, dan berlanjut ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Mei 2009 di Studio SCTV Jakarta melakukan peresmian uji coba siaran televisi digital di Indonesia serta selanjutnya saat Menteri Kominfo Mohammad Nuh saat itu pada tanggal 3 Agustus 2009 meresmikan uji coba lapangan siaran digital untuk penerimaan televisi bergerak (Mobile TV) yang dilakukan oleh Konsorsium Tren Mobile TV dan Konsorsium Telkom – Telkomsel – Indonusa. Kemudian Menteri Kominfo Tifatul Sembiring pada tanggal 29 Januari 2010 juga telah melakukan peresmian uji coba lapangan penyiaran televisi digital di wilayah Bandung dan sekitarnya.

Pemerintah sangat berharap, bahwa melalui peresmian pemancar televisi digital ini, TVRI harus menjadi perintis dalam penerapan teknologi siaran digital di Indonesia. Penerapan digital di TVRI ini diharapkan dapat mendukung TVRI dalam memenuhi tujuan penyiaran, yaitu:

  1. Penyiaran mempunyai peran dalam menunjang "national character building".
  2. Penyiaran berfungsi efektif untuk menampung aktualisasi dan ekspresi keragaman sosial budaya masyarakat.
  3. Penyiaran berperan dalam memperkuat kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berdemokratisasi.
  4. Penyiaran dapat berperan dalam mengembangkan sosialisasi etika dan code of conduct masyarakat dalam berbagai aktivitasnya.
  5. Penyiaran memungkinkan sebagai sarana komunikasi visual yang interaktif, efektif, efisien dan optimal guna meningkatkan daya saing bangsa.

Sikap apresiasi pemerintah terhadap TVRI ini adalah cukup wajar, karena sudah 48 tahun TVRI berdiri sejak di tahun 1962 melalui peresmian yang bersejarah oleh Presiden Soekarno yang kemudian menandai adanya siaran televisi hitam putih dalam menyiarkan rangkaian pesta olah-raga Asian Games, dimana TVRI telah banyak memberikan warna dalam membingkai dinamika kehidupan masyarakat. Indonesia menjadi negara di garis terdepan dalam teknologi telekomunikasi di Asia. Kemudian Presiden Soeharto secara signifikam dalam perjalanan ranah televisi dan telekomunikasi melalui peluncuran satelit Palapa di tahun 1976, yang dampaknya langsung terasa karena siaran televisi dapat menjangkau hampir seluruh wilayah Inonesia. Kini di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perkembangan televisi mengalami loncatan percepatan melalui program siaran digital.

TVRI sebagai lembaga penyiaran publik yang kini harus bersaing sangat ketat dengan sejumlah lembaga penyiaran televisi swasta telah memiliki stasiun teresterial sebanyak 376 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2008, TVRI terus berupaya memperbaiki kualitas penerimaan siaran melalui perbaikan pemancar dan pemasangan pemancar baru. Hingga tahun 2008 telah terdapat 70 stasiun transmisi yang telah di up grade yang antara lain 30 lokasi dengan dukungan dari proyek ITTS (Improvement on Television Transmitting Stations) dan 40 lokasi dari anggaran DIPA TVRI, terutama di wilayah-wilayah perbatasan.

Terakhir pada tanggal 6 November 2010 (setelah sebelumnya hal serupa juga berlangsung di Semarang tanggal 8 Juni 2010),Menteri Kominfo Tifatul Sembiring di Samarinda telah meresmikan pengoperasian pemancar TVRI untuk 12 lokasi stasiun transmisi, yang tersebar di sejumlah daerah, yaitu di: Balikpapan, Gunung Lampu, Sebatik dan Malinau (Kalimantan Timur), Kefamenanu, Betun, Atambua dan Kalabahi (NTT), Lirung (Sulawesi Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Saumlaki (Maluku) dan Tanah Merah (Papua). Peningkatan pemancar TVRI ini dilatarbelakangi oleh kondisi infrastruktur yang dioperasikan TVRI memprihatinkan dimana sebagian besar stasiun transmiter sudah tidak berfungsi. Selain itu, bagi stasiun pemancar yang masih beroperasi, coverage area yang dapat dijangkau sudah sangat terbatas karena menurunnya kualitas signal. Sebagai akibatnya, program pemerintah melalui media penyiaran yang dimiliki TVRI tidak dapat diikuti oleh sebagian besar masyarakat. Proyek rehabilitasi jaringan dan sistem transmiter (yang didanai dengan pinjaman lunak Pemerintah Spanyol senilai € 17,108,465.70 dalam bentuk skema mix credit dengan komponen grant 35%) nantinya memungkinkan agar coverage area dan transmisi signal dapat berfungsi kembali untuk mendukung pelaksanaan program penyiaran nasional.

Program ITTS tersebut bertujuan untuk: mendukung upaya pemberdayaan penduduk di wilayah perbatasan dan terpencil melalui pengembangan infrastruktur penyiaran; diharapkan dapat memperkecil kesenjangan informasi antara penduduk di daerah perbatasan dan terpencil dengan daerah lainnya; merehabilitasi peralatan pemancar TVRI yang sudah tidak layak beroperasi secara optimal; meningkatkan kualitas teknik penerimaan siaran dan meningkatkan luas jangkauan siaran; mendukung kegiatan diseminasi informasi dan sosialisasi program pemerintah; dan menjadi salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Peningkatkan jangkauan siaran TVRI dilaksanakan dengan mengganti perangkat pemancar televisi yang sudah tidak layak beroperasi dan rusak, berupa pengadaan untuk tahap pertama sebanyak 30 pemancar televisi, sistem antena dan kelengkapan lainnya, yang tersebar di 32 lokasi pada 18 provinsi. Sementara ini sedang diusulkan pengadaan tahap kedua sebanyak 60 pemancar televisi untuk daerah terpencil dan blank spot. Melalui perbaikan pemancar dan pemasangan pemancar baru TVRI tersebut TVRI yang sebelum adanya program ini hanya dapat menjangkau 26% maka setelah selesainya program peningkatan, saat ini TVRI dapat menjangkau 50% wilayah Indonesia. Kedepan, diharapkan juga daya jangkau yang dahulu TVRI pernah mencapai 82% wilayah Indonesia dapat diwujudkan kembali.

-----------------
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Gatot S. Dewa Broto, HP: 0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id , Tel/Fax: 021.3504024).

Sumber ilustrasi: http://www.google.co.id/imglanding? q=pemancar+tvri+digital&um=1&hl= id&sa=N&tbs= isch: 1&tbnid=_NxLY4vksEWNHM :& imgrefurl=http:// rahdam. blogspot . com / 2009 /10 /posting- tentang-televisi-digital.html&imgurl=http://2.bp.blogspot.com/

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`