Siaran Pers No. 151/DJPT.1/KOMINFO/12/2006
Keterangan Pemerintah Dalam Memfasilitasi Penyelesaian Kondisi Darurat Akibat Kekurangan Bandwith Internasional Sebagai Dampak Terjadinya Gempa Bumi di Taiwan


  1. Sebagaimana diketahui, pada tanggal 26 Desember 2006, tepatnya jam 12.25 waktu setempat telah terjadi gempa bumi yang berkekuatan 7 skala ritcher dan berlokasi di lepas pantai sebelah selatan Taiwan pada posisi 22.23 0 Lintang Utara dan 120.5 0 Lintang Timur. Pada gempa bumi tersebut telah berakibat pada rusaknya jaringan kabel bawah laut SMW-3 pada segmen 1.7 dan segmen 1.8 yang dekat dengan stasiun kabel bawah laut Fengshan, Taiwan. Tidak berselang lama, pada lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi gempa bumi pertama, pada jam 17.52 waktu setempat telah terjadi lagi gempa susulan yang mengakibatkan rusaknya jaringan kabel laut APCN-1 (APCN cable system-1) pada segmen B-4 dan jaringan kabel laut APCN-2 (APCN cable system-2) pada segmen B-5. Di samping itu, kasus kerusakan serupa juga terjadi pada kabel laut CUCN (China US Cable Network) dan Flag pada segmen P1.
  2. Kondisi force major akibat terjadinya gempa bumi tersebut telah mengakibatkan hubungan komunikasi internasional dari Taiwan ke Amerika Serikat menjadi terputus untuk sementara waktu. Bahkan lebih dari itu, kerusakan jaringan kabel laut akibat gempa bumi ini tidak hanya berdampak buruk terhadap kapasitas hubungan internasional di Indonesia, tetapi juga dirasakan oleh hampir seluruh negara-negara di kawasan Timur Jauh (Asia bagian timur dan tenggara). Sebagai konsekuensinya, kondisi buruk tersebut berdampak pada koneksi internet di Indonesia, karena hampir 90% situs yang dituju oleh sebagian besar pengguna internet di Indonesia berasal dari akses yang tersedia dari Amerika Serikat, seperti misalnya Yahoo dan Gogle, sehingga putusnya kabel laut yang berkapasitas besar yang transit di Taiwan tersebut sangat dirasakan akibatnya.
  3. Perlu kiranya diketahui, meskipun dampak gempa bumi terhadap koneksi internasional cukup besar, namun trafik domestik tidak terganggu. Demikian pula dengan trafik dari Indonesia ke Singapura, Malaysia dan Hong Kong juga tidak terganggu, karena yang terganggu dan bahkan terputus hanya sambungan komunikasi Hong Kong dan Amerika Serikat yang melalui Taiwan dan juga sambungan komunikasi RRC dan Amerika Serikat, karena kapasitas bandwidth internasional menjadi sangat berkurang. Dan mengingat terputusnya hubungan komunikasi antara Indonesia dengan Amerika Serikat yang menggunakan kabel laut yang berkapasitas besar yang transit di Taiwan tersebut, maka kapasitas bandwidth dari Indonesia ke luar Negeri yang terhubung ke Amerika Serikat menjadi sangat terbatas dan turun menjadi sekitar tinggal 17 %.3. Tingkat penurunan kapasitas sebagai berikut :

PT. Indosat

PT. Telkom

PT. Excelcomindo

PT. PSN

NTT Indonesia

Kapasitas

1.5 Gbps

1.3 Gbps

300 Mbps

80 % internetnya tidak terganggu krn menggunakan satelit

Tinggal

20 %

11 %

20 %

65 Mbps

300 Mbps

145 Mbps

50 – 60 Mbps

Masih terbuka 10 Mbps

  1. Dalam rapat darurat yang dipimpin oleh Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar dan dihadiri oleh Direktur Utama PT Telkom Arwin Rasyid, Direktur Utama PT Excelcomindo Hasnul Suhaimi, Direktur Corporate Services PT Indosat S. Wimbo S. Harjito, Direktur Utama PT PSN Adiwoso, dan Ketua Umum APJII Sylvia Sumarlin di Ruang Rapat Ditjen Postel pada tanggal 28 Desember 2006, telah disepakati sejumlah langkah pemulihan darurat jangka pendek, yaitu:


    1. Mencari alternative routing, yaitu antara lain ke Australia dan ke Eropa.
    2. Optimalisasi kapasitas satelit yang ada dan penambahan akses baru ke satelit, sehingga trafik yang hilang dari kabel bawah laut dialihkan ke satelit, dan satelit yang semula sebagai backup sekarang menjadi andalan utama.
    3. Memberikan prioritas penggunaan hubungan internasional untuk informasi dan transaksi elektronik yang bersifat strategis, misalnya untuk pertahanan dan keamanan, dan transaksi keuangan.
    4. Ada komitmen untuk memberikan keringanan pembayaran dari PT. Telkom, PT. Indosat, dan PT. Excelcomindo kepada pelanggan internetnya yang terkena dampak atas kejadian tersebut.
    5. Dihimbau kepada para pengguna internet untuk melakukan penghematan bandwidth untuk akses portal internasional. Dengan demikian kepada warga masyarakat pengguna internet yang tidak sedang sangat perlu sekali menggunakan internet disarankan untuk menghentikan sementara waktu aktivitasnya sambil selesainya masa pemulihan.
  2. Dalam pertemuan tersebut disepakati pula langkah-langkah yang harus dilakukan untuk jangka panjang, yaitu:

    1. Routing alternative ke Tier-1 dan meningkatkan kerjasama dengan pihak luar negeri.
    2. Mendapatkan peluang atas pembangunan-pembangunan jaringan internasional melalui konsorsium yang baru.
    3. Pengembangan searching engine dan chache engine di Indonesia
    4. Peningkatan content local, penggunaan domain .id, dan sebagainya.
    5. Agar melakukan hosting di dalam negeri.
  3. Masa pemulihan jangka pendek ini diharapkan dapat diselesaikan paling lambat selama satu bulan.

Kepala Bagian Umum dan Humas,

Gatot S. Dewa Broto

HP: 0811898504
Email: gatot_b@postel.go.id

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`