Siap Hadapi Musim Penghujan, SDPPI Gelar Workshop Pemeliharaan SMFR

Tulus Leo Sitanggang selaku narasumber menyampaikan paparan tentang cara menanggulangi petir supaya tidak mengenai perangkat prioritas yang dimiliki.

Padang (SDPPI) ─ Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berupaya meningkatkan sinergitas guna menjaga dan memelihara alat perangkat monitoring frekuensi radio telah dilakukan workshop pemeliharaan maintenance & troubleshooting perangkat sistem monitoring frekuensi radio (SMFR).

Dalam sambutannya Rabu (25/10/2023), Danang selaku Ketua Tim Kerja Pemeliharaan Infrastruktur SMFR mengatakan, “Kita memiliki kewajiban secara bersama-sama untuk terus menjaga keberlangsungan operasional alat dan perangkat monitoring frekuensi radio untuk mendukung atau dijadikan dasar dalam hal pelaksanaan penertiban maupun untuk monitoring”.

“Tindak lanjutnya terkait dengan aturan-aturan yang memang terus dinamis, dengan perkembangan-perkembangan yang perlu disikapi dengan adanya sinergi antara hasil ukur dan alat perangkat, dan apa yang harus ditindaklanjuti harus memiliki validitas yang tinggi” sambungnya.

Workshop yang dilaksanakan Rabu-Kamis (25-26 Oktober 2023) tersebut membahas diantaranya konsep dasar Petir, Konsep Kalibrasi, Relokasi Site dan Optimalisasi Site. Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah berbagi ilmu mengenai bagaimana menanggulangi petir supaya tidak mengenai perangkat prioritas yang dimiliki.

Pemahaman terkait pentingnya kegiatan kalibrasi guna menjaga kualitas hasil kerja dan/atau data hasil monitoring. Kalibrasi perlu dilakukan secara berkala supaya hasil kerja dan kualitas data hasil monitoring dapat memiliki validitas yang tinggi untuk menjadi dasar dalam hal pelaksanaan penertiban maupun untuk monitoring.

Tulus Leo Sitanggang selaku narasumber menyampaikan harapannya selepas workshop ini peserta dapat mengidentifikasi petir di daerahnya guna membangun grounding system sebaik-baiknya.

“Sistem proteksi petir bukan untuk mengusir petir namun memberikan jalur yang aman, memberikan titik-titik aman untuk dilalui petir”, pungkasnya.

Dalam pemaparan Ia menjelaskan karakteristik petir pada daerah tropis. Daerah tropis memiliki hari guruh sangat tinggi dengan aktivitas 100-200 hari guruh per tahun, Sehingga ketika pengadaan perangkat anti petir, spesifikasi teknisnya juga harus disesuaikan dengan penempatannya yaitu untuk daerah tropis.

“Pemeliharaan sistem proteksi petir dilakukan dengan memeriksa secara periodik untuk menjamin bahwa saat musim petir, sistem proteksi petir dapat bekerja dengan sebaik-baiknya”, lanjutnya dalam paparan. Pemeriksaan dilakukan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan setelah instalasi atau minimal 1 kali dalam setahun. Selain itu melakukan Dokumentasi Pemeliharaan dan Pemeriksaan Visual.

Workshop dilanjutkan oleh Balai Monitor SFR Kelas II Padang membagikan pengalaman tentang relokasi, yang semula SMFR Bergerak menjadi Fix Station. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan alat perangkat yang ada yang disesuaikan dengan kondisi topografi wilayah Sumatera Barat.

Kegiatan ditutup dengan diskusi terkait dengan instalasi kelistrikan dan grounding stasiun monitoring frekuensi radio. Seluruh peserta begitu antusias melihat demo alat monitoring jarak jauh, hal ini bisa menjadi referensi untuk pemanfaatan alat kedepannya.

(Sumber/Foto: Dita/Yulian, Direktorat Pengendalian SDPPI)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`